Senin, 04 Juni 2012

Bagaimana cara MEMPERGUNAKAN MIMPI dengan baik dan benar?

Tentunya bagaimana menggunakan mimpi dengan baik dan benar, tidak hanya ada satu cara. Setiap orang juga memiliki cara yang berbeda. Tapi pada kesempatan ini, saya akan mencoba memberikan beberapa hal sederhana yang saya percaya dapat mengoptimalkan mimpi teman-teman.

1. Ubah Mimpi menjadi target dan sasaran yang jelas dan menantang

Yang membedakan antara mimpi sebagai tujuan dengan mimpi sebagai “mimpi siang bolong” adalah apakah teman-teman mampu merubah mimpi teman-teman menjadi target dengan tujuan dan sasaran yang jelas. Inilah yang membedakan antara para orang sukses dengan orang biasa. Sebagian besar orang hanya membiarkan mimpi tersebut tetap menjadi mimpi, namun para orang sukses terbiasa untuk mengubah mimpi tersebut menjadi target yang jelas dapat dicapai dan menantang.
Contoh mimpi yang buruk : “Saya ingin kurus
Contoh mimpi yang baik : “Berat badan saya 70 KG pada Desember 2011
Dengan mengubah mimpi kita menjadi sesuatu yang spesifik, jelas dan dapat diketahui dengan jelas targetnya, maka kita akan lebih mudah untuk merencanakan dan memfokuskan tenaga kita untuk mencapai hal tersebut. Hal ini sama halnya seperti kita menanyakan arah jalan kepada 2 orang di tengah jalan. Satu orang hanya bilang, “jalan saja terus, itu sudah tempatnya. kalau masih bingung, tanya lagi sama orang lain di sana.” Satu orang lagi berkata, “dari sini, lurus terus sampai ketemu gedung A, lalu belok kiri. Setelah itu lurus sampai lampu merah kedua, belok kanan. Tempat yang anda cari ada di sebelah kanan, gedung warna merah.
Ketika teman-teman menjadi sang penanya jalan, menurut teman-teman, petunjuk orang pertama atau kedua yang lebih memudahkan kita?
Oleh karena itu teman-teman, tuliskan dengan sangat jelas mimpi teman-teman menjadi sebuah target spesifik, dan rasakan manfaatnya bagi teman-teman.

2. Bermimpilah untuk meraih sesuatu yang positif, daripada hanya menghindari sesuatu yang negatif

Teman-teman, adakah perbedaan antara pernyataan : “Saya tidak mau sakit“ dengan “Saya mau hidup sehat?
Antara pernyataan : “Saya tidak mau miskin” dengan “Saya mau kaya“?
Mungkin apabila kita lihat sejenak, kita merasa bahwa tidak ada perbedaannya. Namun apabila kita perhatikan dan renungkan lebih seksama, sebenarnya terdapat perbedaan yang luar biasa besar. Ketika teman-teman berkata saya tidak mau miskin, maka asal saya terhindar dari kemiskinan, saya masih punya sedikit uang walau pas-pasan, maka tujuan saya telah tercapai. Sedangkan saat teman-teman berkata saya mau kaya, maka saat tujuan ini tercapai, teman-teman memiliki uang yang lebih dari cukup. Hasil yang dihasilkan dari kedua mimpi tersebut sangat besar bedanya.
Selain hasil yang berbeda sangat besar, tujuan yang hanya berusaha menghindari hasil yang negatif hanya akan memberikan kita motivasi dan inspirasi untuk bekerja keras yang juga lebih kecil. Ketika kita telah berhasil tidak miskin, maka setelah itu kita akan merasa bahwa diri kita telah berhasil. Lalu tanpa kita sadari, kita akan mengendurkan semangat kita, tuntutan kepada diri kita sendiri agar kita bisa bekerja lebih giat untuk mencapai hasil yang luar biasa, hasil yang memang pantas kita raih.

3. Rumuskan dan tuang dalam tulisan mimpi teman-teman

Suatu studi tentang tujuan dilakukan oleh Mark McCormack kepada para lulusan MBA di Harvard Business School antara tahun 1979 & 1989. Tahun 1979, para lulusan MBA tersebut ditanya, “apakah anda telah menyusun suatu rencana yang jelas, spesifikdan tertulis tentang masa depan anda, dan perencanaan tentang bagaimana merealisasikan rencana tersebut?” Hasilnya 3 % menyatakan telah memiliki tujuan yang spesifik, jelas dan tertulis. 13% menyatakan memiliki tujuan yang spesifik dan jelas, namun tidak tertulis. 84% menyatakan belum memiliki dan menyusun rencana tersebut.
Sepuluh tahun kemudian, tahun 1989, periset melakukan wawancara dengan semua responden yang telah ditanyanya dulu. Hasilnya 13% yang menyatakan telah memiliki tujuan yang spesifik dan jelas, tetapi tidak tertulis, memiliki penghasilan rata-rata 2x lipat besarnya dari 84% lulusan yang belum memiliki tujuan. Yang mengejutkan adalah 3% lulusan yang menyatakan telah memiliki tujuan jelas, spesifik dan tertulis, memiliki penghasilan rata-rata 10x lipat dari 97% lulusan lainnya.
[Darmawangsa & Munadi, "Fight like a Tiger, Win like a Champion", 2006]
Teman-teman, memutuskan untuk bergabung dengan kelompok yang mana?
84%?
13%?
3%?

4. Ingatkan diri teman-teman akan mimpimu secara berulang-ulang

Seperti cerita pertama saya tentang pengalaman saya membawakan pelatihan di PT. Dankos Farma, kita dapat melihat bahwa walau kita telah memiliki gambar puzzle, tapi kita tidak pernah melihat secara berulang-ulang, maka gambar tersebut menjadi tidak berguna. Sama seperti mimpi, ketika kita sudah punya mimpi yang jelas, spesifik, dan tertulis, tapi kita tidak pernah melihat kembali, mengingat kembali mimpi kita. Maka mimpi tersebut akan sia-sia. Kita butuh selalu mengingat kembali mimpi kita demi 3 hal :
  1. Membuat kita selalu bertindak dalam jalur menuju mimpi,
  2. Memberi kita semangat tambahan untuk selalu mengeluarkan yang terbaik dari kita demi mencapai mimpi kita,
  3. Menunjukkan progress kita dalam menuju mimpi kita. Sudah sejauh mana pencapaian kita.
Hal ini penting karena ketika kita masuk dalam rutinitas dan kesibukan sehari-hari kita, kita akan cenderung lupa dengan tujuan awal kita. Sehingga dengan kembali melihat dan terus mengingatkan mimpi kita, maka mimpi kita tersebut selamanya tidak akan menjadi sia-sia. Mimpi tersebut hanya akan menunggu waktu untuk teman-teman wujudkan.
Cara termudah untuk terus mengingatkan mimpi teman-teman adalah bercerita tentang mimpi teman-teman ke sebanyak-banyaknya orang di sekeliling teman-teman. Jangan takut ditertawakan, jangan pernah merasa mimpi teman-teman sepele. Ceritakan berbagilah. Karena dengan bercerita, maka teman-teman secara tidak sadar mulai menyusun mimpi teman-teman dengan lebih spesifik, jelas dan terencana. Dan semakin sering teman-teman bercerita, semakin jelas dan spesifik mimpi teman-teman. Semakin teman-teman bercerita, semakin yakin teman-teman bahwa mimpi tersebut dapat dicapai, semakin termotivasi teman-teman untuk bergerak meraih mimpi tersebut.

taken from Monsieur SB's Stories

Tidak ada komentar:

Posting Komentar