Senin, 04 Juni 2012

Kisah Keluarga dengan Karpet yang Kotor

Sendiri itu sunyi, sepi... bahagia itu ada ketika bersama keluarga..

No matter what they do...

Suatu cerita yang menggelitik dan jadi bahan renungan adalah sewaktu
saya mendengar Radio Classy dengan judul Karpet Kotor

Cerita ini diolah oleh Yanti, dia rajin, sebulan yang lalu kebetulan
melahirkan di RS Bunda. Dan saya minta izin untuk ini disampaikan pada
pembaca saya, semoga ada hikmah dan manfaatnya, selamat menikmati.

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki,, Urusan
belanja , cucian , makan , kebersihan & kerapihan rumah dapat
ditanganinya dengan baik,,

Rumah tampak selalu rapih , bersih & teratur dan suami serta
anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu,, Cuma ada satu
masalah, wanita yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di
rumahnya kotor,, Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya
gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet , dan suasana tidak enak
akan berlangsung seharian,, Padahal , dengan 4 anak laki-laki di rumah ,
hal ini mudah sekali terjadi... terjadi lagi dan terus menyiksanya.,,

Atas saran keluarganya , ia pergi menemui seorang psikolog ternama , dan
menceritakan masalahnya,, Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan
penuh perhatian , sang psikolog tersenyum & berkata kepada si wanita
itu,

"coba sekarang tutup mata anda , dan bayangkan apa yang akan saya
katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya,,

"Bayangkan rumah anda yang rapih dan karpet yang bersih mengembang , tak
ternoda , tanpa kotoran , tanpa jejak sepatu,, bagaimana perasaan anda?"

Sambil tetap menutup mata, senyum wanita itu merekah , mukanya yang
murung berubah cerah,, Ia tampak senang dengan bayangan yang
dilihatnya,,

Sang psikolog melanjutkan, "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah
anda , Tak ada suami , tak ada anak-anak , tak terdengar gurau canda dan
tawa ceria mereka,, Rumah anda sepi dan kosong tanpa orang-orang yang
anda kasihi",,

Seketika muka wanita itu berubah keruh , senyumnya langsung menghilang
napasnya mengandung isak,, Perasaannya terguncang , pikirannya langsung
cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya,,

"Sekarang lihat kembali karpet itu , anda melihat jejak sepatu & kotoran
di sana , artinya suami dan anak-anak anda ada di rumah , orang-orang
yang anda cintai ada bersama anda dan kehadiran mereka menghangatkan
hati anda",,

Ibu itu mulai tersenyum kembali ia merasa nyaman dengan visualisasi
tsb,,

"Sekarang buka matanya , bagaimana , apakah karpet kotor masih menjadi
masalah buat anda?"

Ibu muda itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya,,

Classy people , Jika kita melihat dengan sudut yang tepat , maka hal
yang tampak negatif dapat dilihat secara positif",, Bagaimana mengubah
sudut pandang? , salah satunya adalah dengan bersyukur ,, Bersyukur
untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan,
karena itu artinya ia bersama anda bukan dengan orang lain ,, Untuk
suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV , karena itu artinya ia
berada di rumah dan bukan di bar , kafe , atau di tempat mesum..,, Bersyukur bagi anda yang masih mendengar suara 'mengorok' dengkuran pasangan Anda.. karena itu tandanya ia masih ada di samping Anda..

Bersyukur untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal ,
karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan ,, Dan
lain sebagainyaaa....,,,

Untuk itu ingin saya petikkan sebuah firman suci Nya dalam Al Qur"an

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,
yaitu:"Bersyukurlah kepada Allah.Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. 31:12)

Dr. K Suheimi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar