DetikFinance.Jakarta -
Ada yang bilang keberhasilan atau kegagalan
seseorang tergantung apa yang menjadi keputusannya. Termasuk diantaranya
saat memutuskan untuk bekerjama dengan orang-orang terbaik yang bisa
mendongkrak keberhasilan bisnis anda.
Berikut ini ulasan dari pakar marketing bisnis Tung Desem Waringin, Jumat (1/6/2012), kali ini menyoal kerjasama dengan orang-orang tebaik dalam berbisnis.
Untuk menjadi yang terdahsyat, Anda harus bekerjasama dengan yang terbaik. Dalam artikel ini saya akan menceritakan bagaimana caranya supaya orang yang terbaik mau bekerjasama dengan Anda, Semoga bermanfaat.
Siapa yang ingin tahu caranya bagaimana orang-orang terbaik di dunia mau bekerja sama dengan kita. Siapa kamu, kita tidak tahu mendadak ada orang terbaik di dunia tiba-tiba mau bekerja sama dengan kita. Siapa yang ingin tahu caranya?
Seperti ini yang saya lakukan, saya banyak sekali bekerja sama dengan yang terbaik di dunia. Misalnya saya bekerja sama dengan Anthony Robbins. Dia adalah number one success good, jadi apa yang saya lakukan untuk bisa mengundang dia? Saya jadi makelar.
Saya jual Indonesia, ini adalah sebuah ilmu yang saya ajarkan kalau Anda ingin bekerja sama dengan orang terbaik. Kemungkinan berhasilnya jauh lebih tinggi, Anda bisa dipercaya dan sebagainya.
Tapi kuncinya adalah Anda jual Indonesia, pada waktu saya meminta Anthony Robbins untuk datang ke Indonesia, dan mau mengadakan seminar dengan saya. Sewaktu itu saya ikut seminar dia, dan saya harus membayar senilai US$ 13.500.
Dan akhirnya saya jual satu-satunya properti saya. Saya lakukan itu karena ilmunya sangat dahsyat sekali, tetapi saya ingin sekali bertemu dengan dia. Dan apa yang saya lakukan, sangat susah sekali untuk bertemu dengan Anthony Robbins.
Dia memiliki tinggi 2.10 meter, bodyguard-nya juga dua meteran, motor tidak bisa, mobil juga tidak bisa. Akhirnya saya titip kartu nama kepada bodyguard-nya. Pada waktu itu kartu nama saya masih polos, di belakangnya saya tuliskan “Hai, Anthony please come to Indonesia.”
Indonesia 220.000.000 jiwa, lima persennya adalah orang kaya, kalau lima persen saja orang kaya berarti 11 milion all rich people, not like Singapura. Karena di Singapura hanya 3,5 million all rich people and do you know, many rich people from Singapore come from Indonesia.
Ini adalah Indonesia, sewaktu saya mengikuti seminarnya di Singapura saya jalan-jalan berdua dengan teman saya, Dan ada satu orang berkata, ini adalah gedung milik saya. Saya menanggapi “Waw Andakah yang punya apartemen ini? Lalu dia berkata, tidak bangunan ini milik saya...” wow its amazing!
Dalam hal ini ketika saya berbicara tentang Indonesia saya tuliskan Bali. Indonesia sebelah mana. Banyak orang tidak tahu Indonesia, sebelah mana Indonesia kalau Bali mereka banyak tahu.
Saya kasih kartu namanya tadi ke bodyguard-nya Anthony Robins, please give to Anthony Robbins. Kenapa tidak ada respon, kemudian saya beri lagi kali ini saya kasih kepada kepala bodyguard-nya. Hasilnya sama tidak ada respon juga.
Saya datangi ke hotelnya dan saya tanya kamar Anthony Robbins sebelah mana dan kamar nomor berapa. Dan orang hotel berkata kepada saya... tidak boleh pak. Ya sudah kalau begitu saya titip kartu nama saya saja, dan saya bilang ini nasibnya dua ratus dua puluh juta orang tergantung kamu.
Kemudian saya bertemu dengan istrinya kembali lagi saya titip kan kartu nama saya, kemudian saya ketemu GM-nya saya titip juga, ketemu presiden directornya saya titip juga. Banyak sekali saya titip kartu nama, tetapi saya tidak pernah bertemu dengannya.
Di hari terakhir seminar setelah delapan setengah hari saya disana, di saat bubaran saya langsung pegang tangan dari Anthony Robbins, please give me 30 second. Body guardnya berkata go away, go away, Seorang Anthony Robbins sangat ramah dan dia berkata “whats up”.
Kemudian saya bilang give me 30 second , kemudian saya bilang saya “Tung Desem Waringin and I come from Indonesia.” Dia pun menjawab “ohh, I know you the one has give so many card is here.”
Kemudian saya berkata: “do you want some more?” Berarti kartu nama saya sampai dan berhasil memancing perhatian dia. Saya langsung ngomong “please come to Indonesia, they have 220 millio npeople," beruntung saya tidak ditanya apa hubungannya kamu dengan Indonesia yang 220 juta.
Kalau dia tanya seperti itu saya jawab “hubungannya baik-baik saja”. Dia tidak bertanya apa - apa dan langsung berkata “April goes to Bali. Yes I will did.” Dia mau ke Bali pada bulan April.
Kemudian mendadak di bulan Agustus dan dia mau mengadakan seminar di sini. Pada bulan Desember teman saya di Universitas 11 Maret melakukan razia orang Amerika, mereka membakar bendera Amerika, di kedutaan banyak orang melakukan aksi, tiba - tiba mendadak langsung batal dan di cancel.
Akan tetapi lumayan dia sudah mengenal saya pada akhirnya saya jadi exclusive, konsultannya bisa memasarkan dia disini, ketika tahun ini saya berhenti, dan mau berhenti pun dia kirim dari Asia Pasifik dan dari Australia datang ke saya, dan dia bilang “would you do it again”, mau tidak mau saya melakukan lagi, kenapa kok saya yang di perlakukan seperti itu? Karena saya punya satu yang namanya membuat nilai tambah, ketika bapak ibu bekerja dan tidak mempunyai nilai tambah, itu sangat susah sekali.
Berikut ini ulasan dari pakar marketing bisnis Tung Desem Waringin, Jumat (1/6/2012), kali ini menyoal kerjasama dengan orang-orang tebaik dalam berbisnis.
Untuk menjadi yang terdahsyat, Anda harus bekerjasama dengan yang terbaik. Dalam artikel ini saya akan menceritakan bagaimana caranya supaya orang yang terbaik mau bekerjasama dengan Anda, Semoga bermanfaat.
Siapa yang ingin tahu caranya bagaimana orang-orang terbaik di dunia mau bekerja sama dengan kita. Siapa kamu, kita tidak tahu mendadak ada orang terbaik di dunia tiba-tiba mau bekerja sama dengan kita. Siapa yang ingin tahu caranya?
Seperti ini yang saya lakukan, saya banyak sekali bekerja sama dengan yang terbaik di dunia. Misalnya saya bekerja sama dengan Anthony Robbins. Dia adalah number one success good, jadi apa yang saya lakukan untuk bisa mengundang dia? Saya jadi makelar.
Saya jual Indonesia, ini adalah sebuah ilmu yang saya ajarkan kalau Anda ingin bekerja sama dengan orang terbaik. Kemungkinan berhasilnya jauh lebih tinggi, Anda bisa dipercaya dan sebagainya.
Tapi kuncinya adalah Anda jual Indonesia, pada waktu saya meminta Anthony Robbins untuk datang ke Indonesia, dan mau mengadakan seminar dengan saya. Sewaktu itu saya ikut seminar dia, dan saya harus membayar senilai US$ 13.500.
Dan akhirnya saya jual satu-satunya properti saya. Saya lakukan itu karena ilmunya sangat dahsyat sekali, tetapi saya ingin sekali bertemu dengan dia. Dan apa yang saya lakukan, sangat susah sekali untuk bertemu dengan Anthony Robbins.
Dia memiliki tinggi 2.10 meter, bodyguard-nya juga dua meteran, motor tidak bisa, mobil juga tidak bisa. Akhirnya saya titip kartu nama kepada bodyguard-nya. Pada waktu itu kartu nama saya masih polos, di belakangnya saya tuliskan “Hai, Anthony please come to Indonesia.”
Indonesia 220.000.000 jiwa, lima persennya adalah orang kaya, kalau lima persen saja orang kaya berarti 11 milion all rich people, not like Singapura. Karena di Singapura hanya 3,5 million all rich people and do you know, many rich people from Singapore come from Indonesia.
Ini adalah Indonesia, sewaktu saya mengikuti seminarnya di Singapura saya jalan-jalan berdua dengan teman saya, Dan ada satu orang berkata, ini adalah gedung milik saya. Saya menanggapi “Waw Andakah yang punya apartemen ini? Lalu dia berkata, tidak bangunan ini milik saya...” wow its amazing!
Dalam hal ini ketika saya berbicara tentang Indonesia saya tuliskan Bali. Indonesia sebelah mana. Banyak orang tidak tahu Indonesia, sebelah mana Indonesia kalau Bali mereka banyak tahu.
Saya kasih kartu namanya tadi ke bodyguard-nya Anthony Robins, please give to Anthony Robbins. Kenapa tidak ada respon, kemudian saya beri lagi kali ini saya kasih kepada kepala bodyguard-nya. Hasilnya sama tidak ada respon juga.
Saya datangi ke hotelnya dan saya tanya kamar Anthony Robbins sebelah mana dan kamar nomor berapa. Dan orang hotel berkata kepada saya... tidak boleh pak. Ya sudah kalau begitu saya titip kartu nama saya saja, dan saya bilang ini nasibnya dua ratus dua puluh juta orang tergantung kamu.
Kemudian saya bertemu dengan istrinya kembali lagi saya titip kan kartu nama saya, kemudian saya ketemu GM-nya saya titip juga, ketemu presiden directornya saya titip juga. Banyak sekali saya titip kartu nama, tetapi saya tidak pernah bertemu dengannya.
Di hari terakhir seminar setelah delapan setengah hari saya disana, di saat bubaran saya langsung pegang tangan dari Anthony Robbins, please give me 30 second. Body guardnya berkata go away, go away, Seorang Anthony Robbins sangat ramah dan dia berkata “whats up”.
Kemudian saya bilang give me 30 second , kemudian saya bilang saya “Tung Desem Waringin and I come from Indonesia.” Dia pun menjawab “ohh, I know you the one has give so many card is here.”
Kemudian saya berkata: “do you want some more?” Berarti kartu nama saya sampai dan berhasil memancing perhatian dia. Saya langsung ngomong “please come to Indonesia, they have 220 millio npeople," beruntung saya tidak ditanya apa hubungannya kamu dengan Indonesia yang 220 juta.
Kalau dia tanya seperti itu saya jawab “hubungannya baik-baik saja”. Dia tidak bertanya apa - apa dan langsung berkata “April goes to Bali. Yes I will did.” Dia mau ke Bali pada bulan April.
Kemudian mendadak di bulan Agustus dan dia mau mengadakan seminar di sini. Pada bulan Desember teman saya di Universitas 11 Maret melakukan razia orang Amerika, mereka membakar bendera Amerika, di kedutaan banyak orang melakukan aksi, tiba - tiba mendadak langsung batal dan di cancel.
Akan tetapi lumayan dia sudah mengenal saya pada akhirnya saya jadi exclusive, konsultannya bisa memasarkan dia disini, ketika tahun ini saya berhenti, dan mau berhenti pun dia kirim dari Asia Pasifik dan dari Australia datang ke saya, dan dia bilang “would you do it again”, mau tidak mau saya melakukan lagi, kenapa kok saya yang di perlakukan seperti itu? Karena saya punya satu yang namanya membuat nilai tambah, ketika bapak ibu bekerja dan tidak mempunyai nilai tambah, itu sangat susah sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar