Sendiri itu sunyi, sepi... bahagia itu ada ketika
bersama keluarga..
No matter what they do...
Suatu cerita yang menggelitik dan jadi bahan renungan
adalah sewaktu
saya mendengar Radio Classy dengan judul Karpet Kotor
Cerita ini diolah oleh Yanti, dia rajin, sebulan yang
lalu kebetulan
melahirkan di RS Bunda. Dan saya minta izin untuk ini
disampaikan pada
pembaca saya, semoga ada hikmah dan manfaatnya, selamat
menikmati.
Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak
laki-laki,, Urusan
belanja , cucian , makan , kebersihan & kerapihan
rumah dapat
ditanganinya dengan baik,,
Rumah tampak selalu rapih , bersih & teratur dan
suami serta
anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu,, Cuma
ada satu
masalah, wanita yang pembersih ini sangat tidak suka
kalau karpet di
rumahnya kotor,, Ia bisa meledak dan marah
berkepanjangan hanya
gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet , dan
suasana tidak enak
akan berlangsung seharian,, Padahal , dengan 4 anak
laki-laki di rumah ,
hal ini mudah sekali terjadi... terjadi lagi dan terus
menyiksanya.,,
Atas saran keluarganya , ia pergi menemui seorang
psikolog ternama , dan
menceritakan masalahnya,, Setelah mendengarkan cerita
sang ibu dengan
penuh perhatian , sang psikolog tersenyum & berkata
kepada si wanita
itu,
"coba sekarang tutup mata anda , dan bayangkan apa
yang akan saya
katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya,,
"Bayangkan rumah anda yang rapih dan karpet yang
bersih mengembang , tak
ternoda , tanpa kotoran , tanpa jejak sepatu,, bagaimana
perasaan anda?"
Sambil tetap menutup mata, senyum wanita itu merekah ,
mukanya yang
murung berubah cerah,, Ia tampak senang dengan bayangan
yang
dilihatnya,,
Sang psikolog melanjutkan, "Itu artinya tidak ada
seorangpun di rumah
anda , Tak ada suami , tak ada anak-anak , tak terdengar
gurau canda dan
tawa ceria mereka,, Rumah anda sepi dan kosong tanpa
orang-orang yang
anda kasihi",,
Seketika muka wanita itu berubah keruh , senyumnya
langsung menghilang
napasnya mengandung isak,, Perasaannya terguncang ,
pikirannya langsung
cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami
dan anak-anaknya,,
"Sekarang lihat kembali karpet itu , anda melihat
jejak sepatu & kotoran
di sana , artinya suami dan anak-anak anda ada di rumah
, orang-orang
yang anda cintai ada bersama anda dan kehadiran mereka
menghangatkan
hati anda",,
Ibu itu mulai tersenyum kembali ia merasa nyaman dengan
visualisasi
tsb,,
"Sekarang buka matanya , bagaimana , apakah karpet
kotor masih menjadi
masalah buat anda?"
Ibu muda itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya,,
Classy people , Jika kita melihat dengan sudut yang
tepat , maka hal
yang tampak negatif dapat dilihat secara positif",,
Bagaimana mengubah
sudut pandang? , salah satunya adalah dengan bersyukur
,, Bersyukur
untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan
mie instan,
karena itu artinya ia bersama anda bukan dengan orang
lain ,, Untuk
suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV ,
karena itu artinya ia
berada di rumah dan bukan di bar , kafe , atau di tempat
mesum..,, Bersyukur bagi anda yang masih mendengar suara 'mengorok' dengkuran
pasangan Anda.. karena itu tandanya ia masih ada di samping Anda..
Bersyukur untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang
banyak hal ,
karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak
jalanan ,, Dan
lain sebagainyaaa....,,,
Untuk itu ingin saya petikkan sebuah firman suci Nya
dalam Al Qur"an
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada
Luqman,
yaitu:"Bersyukurlah kepada Allah.Dan barangsiapa
yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. 31:12)
Dr. K Suheimi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar