Ada sepasang ayah dan anak yang sedang berjalan menarik keledai milik
mereka. Mereka berniat untuk menjual keledai ini di kota. Saat awal
perjalanan dari rumah menuju kota, sang ayah dan anak berjalan kaki
sambil menuntun keledainya. Sampai tak berapa lama, ada orang yang
berkata kepada ayah dan anak ini, “Kalian bodoh sekali, kalian berdua menuntun keledai yang seharusnya bisa mengangkut salah satu dari kalian!”
Mendengar
orang berkata seperti itu, sang ayah menyuruh sang anak duduk di atas
keledai tersebut. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Tak lama
mereka berjalan, mereka berjalan berpapasan dengan satu orang kembali.
Orang tersebut tiba-tiba berkata, “Dasar anak tidak berbakti!
Orangtua yang sudah tua disuruh berjalan kaki, tetapi sendirinya malah
enak-enakan duduk santai di atas keledai!”
Mendengar komentar seperti itu, sang ayah dan anak pun segera
berganti posisi. Sekarang sang ayah yang duduk di atas keledai dan sang
anak yang berjalan kaki menuntun keledai. Tak berapa lama kemudian,
kembali mereka berpapasan dengan orang lain di jalan. Orang tersebut
berkomentar, “Dasar orangtua tidak sayang anak! Anak sudah terlihat
kelelahan berjalan, bukannya disuruh duduk di atas keledai malah dirinya
sendiri yang enak-enakan duduk di atas keledai!”
Segera
setelah mendengar komentar tersebut, sang ayah menyuruh anaknya ikut
naik menunggang keledai. Sehingga sekarang kedua sang ayah dan anak
tersebut sama-sama duduk menunggangi keledai. Kembali setelah tak lama
berjalan, terdengar komentar dari orang lain, “Kalian lihat keledai
yang malang tersebut. Bagaimana kalian bisa membiarkan keledai tersebut
mengangkut kalian berdua. Kalian berdua mungkin lebih mudah mengangkat
keledai ini daripada keledai ini mengangkut kalian berdua!”
Akhirnya
sang ayah memutuskan untuk mengikat kaki keledai mereka di sebuah
tongkat panjang, kemudian sang ayah dan anak memanggul keledai tersebut
di pundak mereka. Semakin dekat mereka berjalan menuju kota, semakin
banyak orang yang merasa aneh melihat pemandangan seekor keledai
dipanggul oleh ayah dan anak ini. Banyak orang mulai penasaran dan mulai
berbondong-bondong datang berdiri melihat dari dekat ayah dan anak ini.
Karena banyak orang di sekeliling, keledai menjadi takut dan mulai
meronta-ronta. Saat mereka melewati jembatan, keledai ini meronta dengan
sangat hebat dan akhirnya terlepas dari ikatannya, lalu terjatuh ke
sungai dan mati tenggelam.
Teman-teman, hari ini saat saya membuka FB saya. Saya membaca dua
hal. Pertama adalah teman saya menulis di status FB saya dengan isi
kurang lebih seperti ini : “Boleh ga kita drop karena gosip?”.
Kedua saya membaca status teman saya yang sepertinya merasa kecewa
karena dirinya mendapat kritik dan komentar negatif terhadap dirinya.
Gosip,
kritik, cercaan adalah suatu hal yang selalu ingin dihindari oleh semua
orang. Karena biasanya gosip akan membuat diri kita merasa tidak
nyaman, merasa sedih dan drop. Kadang-kadang gosip itu bisa datang
karena memang kita ada berbuat salah, lalu ada juga yang datang entah
darimana. Bagaimanapun asal dari gosip dan kritikan tersebut, saya di
sini ingin mengingatkan kepada teman-teman bahwa gosip adalah suatu hal yang saat pasti akan menimpa diri kita. Ini
adalah hal yang tidak dapat kita dihindari, hanya masalah cepat atau
lambat. Oleh karena fakta tersebut, teman-teman tidak perlu menjadi
terlalu takut dan menjadi sangat drop ketika mendapati bahwa diri kita
sedang dibicarakan atau digosipi oleh orang lain.
Apabila teman-teman saat ini sedang mengalami hal seperti tersebut
ada beberapa hal yang perlu kita ingat saat ini berhubungan tentang
gosip atau kritik.
Pertama : Kita tidak dapat mengatur dan mengontrol apa yang dirasakan, dipikirkan dan dikatakan oleh orang lain.
Terkadang karena kita terlalu terfokus untuk berusaha membuat orang
lain berpikir sesuai dengan keinginan kita, maka kita seringkali akan
merasa frustasi sendiri. Hal yang terpenting adalah kita sudah
menjalankan apa yang seharusnya kita jalankan. Kita sudah melakukan
sesuatu sesuai dengan hati kita, maka itu sudah cukup. Jika memang kita
yang salah, selama kita sudah melakukan hal yang tepat untuk menebus
kesalahan kita, itu sudah cukup.
Kedua : Kita tidak pernah dapat menyenangkan hati semua orang.
Entah bagaimanapun kita berusaha berbuat baik kepada semua orang, pasti
akan tetap ada orang yang tidak senang dengan kita. Orang yang
berbicara jelek tentang kita. Terkadang beberapa dari kita seakan-akan
berusaha menyenangkan semua orang. Berbuat baik kepada semua orang.
Keadaan ini akan sangat mustahil, karena dalam hidup terkadang ada
beberapa kondisi yang mengharuskan kita melakukan sesuatu hal yang
mungkin di luar harapan orang lain. Jika teman-teman HRD pasti mengerti
maksud saya ini. Ketika kita terlalu memaksakan menyenangkan semua orang
dengan seluruh tenaga dan pikiran kita, yang terjadi adalah kita
seringkali kecewa karena kita sepeti melakukan hal yang sia-sia. Seperti
kisah ayah, anak & keledai di atas. Setiap orang memiliki pemikiran
dan keinginan hati yang berbeda-beda, ketika kita berusaha menyenangkan
keinginan dan pandangan setiap orang, maka yang terjadi seringkali
berdampak buruk buat kita.
Ketiga : Mendengarkan orang lain memang penting, tapi jauh lebih penting mendengarkan hati kita sendiri.
Ketika kita mendengarkan ada orang lain yang berbicara jelek tentang
kita, ingat satu hal : diri kita jauh lebih mengetahui apa yang kita
lakukan benar atau salah dibanding orang lain. Ketika kita
mengintrospeksi diri dan menemukan bahwa kita tidak melakukan hal yang
salah, cukup dengarkan hati kita.
Teman-teman, bagaimana caranya kita mengubah sebuah air tinta hitam dalam sebuah gelas menjadi air yang jernih?
Satu hal yang dapat kita lakukan adalah : terus
tuangkan air putih jernih ke dalam gelas tersebut. Maka lambat laun air
tinta hitam dalam gelas tersebut akan tergantikan dengan air putih yang
jernih.
Jangan pernah berharap gosip akan hilang dalam sekejab. Tapi perlahan-lahan lakukan suatu hal positif (air putih) yang berlawanan dengan gosip
(air tinta) tersebut. Lakukan sesuatu yang menunjukkan bahwa gosip itu
salah secara konsisten. Jika anda berbuat salah, maka belajar dari kesalahan (air tinta) tersebut dan lakukan hal yang benar (air putih) secara konsisten terus menerus. Dan selama proses tersebut, cukup dengarkan hati teman-teman.
Mendapat kritikan atau gosip bukan sesuatu yang bukan seharusnya.
Yang bukan seharusnya adalah kita down saat mendapat kritikan tersebut
dan berusaha bangkit dan membuktikan bahwa mereka semua salah.
Semoga teman-teman menjadi orang-orang yang tidak bebas dari gosip dan kritikan, namun selalu menang dari “mereka”.
taken from Monsieur SB's Stories
Tidak ada komentar:
Posting Komentar