Tentunya bagaimana menggunakan mimpi dengan baik dan benar, tidak
hanya ada satu cara. Setiap orang juga memiliki cara yang berbeda. Tapi
pada kesempatan ini, saya akan mencoba memberikan beberapa hal sederhana
yang saya percaya dapat mengoptimalkan mimpi teman-teman.
1. Ubah Mimpi menjadi target dan sasaran yang jelas dan menantang
Yang
membedakan antara mimpi sebagai tujuan dengan mimpi sebagai “mimpi
siang bolong” adalah apakah teman-teman mampu merubah mimpi teman-teman
menjadi target dengan tujuan dan sasaran yang jelas. Inilah yang
membedakan antara para orang sukses dengan orang biasa. Sebagian besar
orang hanya membiarkan mimpi tersebut tetap menjadi mimpi, namun para
orang sukses terbiasa untuk mengubah mimpi tersebut menjadi target yang
jelas dapat dicapai dan menantang.
Contoh mimpi yang buruk : “Saya ingin kurus“
Contoh mimpi yang baik : “Berat badan saya 70 KG pada Desember 2011“
Dengan mengubah mimpi kita menjadi sesuatu yang spesifik, jelas dan
dapat diketahui dengan jelas targetnya, maka kita akan lebih mudah untuk
merencanakan dan memfokuskan tenaga kita untuk mencapai hal tersebut.
Hal ini sama halnya seperti kita menanyakan arah jalan kepada 2 orang di
tengah jalan. Satu orang hanya bilang, “jalan saja terus, itu sudah tempatnya. kalau masih bingung, tanya lagi sama orang lain di sana.” Satu orang lagi berkata, “dari
sini, lurus terus sampai ketemu gedung A, lalu belok kiri. Setelah itu
lurus sampai lampu merah kedua, belok kanan. Tempat yang anda cari ada
di sebelah kanan, gedung warna merah.“
Ketika teman-teman menjadi sang penanya jalan, menurut teman-teman,
petunjuk orang pertama atau kedua yang lebih memudahkan kita?
Oleh karena itu teman-teman, tuliskan dengan sangat jelas mimpi
teman-teman menjadi sebuah target spesifik, dan rasakan manfaatnya bagi
teman-teman.
2. Bermimpilah untuk meraih sesuatu yang positif, daripada hanya menghindari sesuatu yang negatif
Teman-teman, adakah perbedaan antara pernyataan : “Saya tidak mau sakit“ dengan “Saya mau hidup sehat“?
Antara pernyataan : “Saya tidak mau miskin” dengan “Saya mau kaya“?
Mungkin apabila kita lihat sejenak, kita merasa bahwa tidak ada
perbedaannya. Namun apabila kita perhatikan dan renungkan lebih seksama,
sebenarnya terdapat perbedaan yang luar biasa besar. Ketika teman-teman
berkata saya tidak mau miskin, maka asal saya terhindar dari
kemiskinan, saya masih punya sedikit uang walau pas-pasan, maka
tujuan saya telah tercapai. Sedangkan saat teman-teman berkata saya mau
kaya, maka saat tujuan ini tercapai, teman-teman memiliki uang yang
lebih dari cukup. Hasil yang dihasilkan dari kedua mimpi tersebut sangat
besar bedanya.
Selain hasil yang berbeda sangat besar, tujuan yang hanya berusaha
menghindari hasil yang negatif hanya akan memberikan kita motivasi dan
inspirasi untuk bekerja keras yang juga lebih kecil. Ketika kita telah
berhasil tidak miskin, maka setelah itu kita akan merasa bahwa diri kita
telah berhasil. Lalu tanpa kita sadari, kita akan mengendurkan semangat
kita, tuntutan kepada diri kita sendiri agar kita bisa bekerja lebih
giat untuk mencapai hasil yang luar biasa, hasil yang memang pantas kita
raih.
3. Rumuskan dan tuang dalam tulisan mimpi teman-teman
Suatu studi tentang tujuan dilakukan oleh Mark McCormack kepada para lulusan MBA di Harvard Business School antara tahun 1979 & 1989. Tahun 1979, para lulusan MBA tersebut ditanya, “apakah anda telah menyusun suatu rencana yang jelas, spesifikdan tertulis tentang masa depan anda, dan perencanaan tentang bagaimana merealisasikan rencana tersebut?” Hasilnya 3 % menyatakan telah memiliki tujuan yang spesifik, jelas dan tertulis. 13% menyatakan memiliki tujuan yang spesifik dan jelas, namun tidak tertulis. 84% menyatakan belum memiliki dan menyusun rencana tersebut.
Sepuluh tahun kemudian, tahun 1989, periset melakukan wawancara dengan semua responden yang telah ditanyanya dulu. Hasilnya 13% yang menyatakan telah memiliki tujuan yang spesifik dan jelas, tetapi tidak tertulis, memiliki penghasilan rata-rata 2x lipat besarnya dari 84% lulusan yang belum memiliki tujuan. Yang mengejutkan adalah 3% lulusan yang menyatakan telah memiliki tujuan jelas, spesifik dan tertulis, memiliki penghasilan rata-rata 10x lipat dari 97% lulusan lainnya.
[Darmawangsa & Munadi, "Fight like a Tiger, Win like a Champion", 2006]
Teman-teman, memutuskan untuk bergabung dengan kelompok yang mana?
84%?
13%?
3%?
4. Ingatkan diri teman-teman akan mimpimu secara berulang-ulang
Seperti cerita pertama saya tentang pengalaman saya membawakan
pelatihan di PT. Dankos Farma, kita dapat melihat bahwa walau kita telah
memiliki gambar puzzle, tapi kita tidak pernah melihat secara
berulang-ulang, maka gambar tersebut menjadi tidak berguna. Sama seperti
mimpi, ketika kita sudah punya mimpi yang jelas, spesifik, dan
tertulis, tapi kita tidak pernah melihat kembali, mengingat kembali
mimpi kita. Maka mimpi tersebut akan sia-sia. Kita butuh selalu
mengingat kembali mimpi kita demi 3 hal :
- Membuat kita selalu bertindak dalam jalur menuju mimpi,
- Memberi kita semangat tambahan untuk selalu mengeluarkan yang terbaik dari kita demi mencapai mimpi kita,
- Menunjukkan progress kita dalam menuju mimpi kita. Sudah sejauh mana pencapaian kita.
Hal ini penting karena ketika kita masuk dalam rutinitas dan
kesibukan sehari-hari kita, kita akan cenderung lupa dengan tujuan awal
kita. Sehingga dengan kembali melihat dan terus mengingatkan mimpi kita,
maka mimpi kita tersebut selamanya tidak akan menjadi sia-sia. Mimpi
tersebut hanya akan menunggu waktu untuk teman-teman wujudkan.
Cara
termudah untuk terus mengingatkan mimpi teman-teman adalah bercerita
tentang mimpi teman-teman ke sebanyak-banyaknya orang di sekeliling
teman-teman. Jangan takut ditertawakan, jangan pernah merasa mimpi teman-teman sepele. Ceritakan berbagilah. Karena dengan
bercerita, maka teman-teman secara tidak sadar mulai menyusun mimpi
teman-teman dengan lebih spesifik, jelas dan terencana. Dan semakin sering teman-teman bercerita, semakin jelas dan spesifik mimpi teman-teman. Semakin
teman-teman bercerita, semakin yakin teman-teman bahwa mimpi tersebut
dapat dicapai, semakin termotivasi teman-teman untuk bergerak meraih
mimpi tersebut.
taken from Monsieur SB's Stories
Tidak ada komentar:
Posting Komentar